“For anyone who has ever dreamed of flying…” – NY Times
Di tengah hari-hari yang sibuk banget dengan bikin konser musik amal, bikin paper buat seminar, rapat marathon dan sakit batuk tapi nggak bisa berhenti merokok, saya menemukan Google Earth! Sebuah berkat Panopticon yang bisa dipake di komputer kita sendiri, asal online.
Saya mengunjungi situs Google Earth dan mendownload aplikasi gratis sebesar 5 mb. Sesudah diinstall, Google Earth akan melakukan login otomatis ke server dan saya melihat papan instrumen dengan gambar bola dunia di antariksa, lengkap dengan peta lautan dan daratan, di dalam window. Aha!
Lalu saya memilih terbang ke Amsterdam! Saya klik tab “Fly To” dan masukkan “amsterdam, netherlands” – Enter. Bola dunia teranimasi, berputar menjelajahi daratan mana saja yang kebetulan terlewati. Afrika, Timur Tengah, Eropa Timur, lalu Eropa Barat. Sambil berputar, sudut pandang kita meneropong dari mulai ketinggian 4.000 mil sampai 3.000 kaki di atas permukaan laut. Di Amsterdam, kita bisa zoom sampai 1.000 kaki (300 meter), gambar ditampilkan 100%, dan terlihatlah foto udara kota Amsterdam.
Saya bisa menemukan sekolah, apartemen, toko komik, restoran Cina langganan, kelenteng, Red Light District, pasar kaget! Gambarnya cukup tajam jadi saya bisa lihat perahu, mobil parkir, bahkan orang-orang kecil. Saya bisa lihat mental mapping saya lewat foto udara. Ini indah sekali! 😀 Saya coba kota-kota lain di dunia, sejak itu saya nggak pernah berhenti. Di kota Bandung, Google Earth hanya menampilkan gambar 100% pada ketinggian 3.400 kaki, jadi kalo gambarnya dizoom, tetap nggak tajam.
Google Earth fiturnya sudah cukup banyak. Ada 38 kota di Amerika yang model kotanya dibikin dengan program 3D. Jadi kita bisa lihat kota dengan bentuk dan tinggi bangunannya sekaligus. Oya, selain melihat dari atas, kita juga bisa tilt down sehingga kita bisa melihat kontur tanah. Kamu bisa masukin keywords “café near JFK”. Kamu bisa naro placemark, bisa memunculkan jalan, batas, pompa bensin, restoran dan hotel. Saya merasa Google Earth bisa memuaskan selera voyeur kita. Bayangin militer Amerika, sekarang mereka udah pake yang berkali-kali lipat lebih canggih daripada ini.
Ini Google Earth versi gratisan. Yang Profesional bisa dipake untuk lihat potensi lahan, lingkungan di sekitar site, bahkan kayaknya kandungan mineral di bawah tanah. Informasi itu dijual mahal. Tapi biarin aja, kita nggak akan menambang intan di Kongo, kita pake buat lucu-lucuan aja. Mari kita bikin proyek mental mapping.
Kita bisa masukkan placemark di tempat apa saja di dunia, lalu menulis apa aja di placemark, lalu diberi tanggal. Kita bisa masukkan input kapan saja kita ada waktu. Pokoknya perlihatkan mental map kamu. Misalnya seperti ini: “27/06/2006. Makan bakso sama teman-teman”, lalu “28/06/2006. Ketemu mantan di tengah jalan.” Gitu-gitu, deeh! Seru kali! 😀 Coba nanti saya bikinin blog khususnya, deh. Semoga bisa mencuri waktu.
Dengan metoga ini kita bisa bikin proyek psikogeografi. Metoda ini juga dipakai oleh Bandung Center for New Media Arts untuk proyek Urban Cartography. Kamu bisa naro titik di peta untuk menunjukkan tempat komunitas kamu. Sip, ya? 🙂 Happy flying, Baby!