Teman saya, Dame, bawa buku Art Now terbaru. Seperti biasa Art Now menampilkan beberapa foto karya seniman yang lagi hype plus sedikit tulisan dalam bahasa Inggris, Jerman dan Perancis. Ada banyak banget seniman yang karyanya oke-oke dan saya pikir saya bisa dapat banyak bahan tulisan untuk blog ini, tapi satu yang menarik perhatian saya adalah bagian akhir buku: glosarium.
Saya tahu, kita dengan mudah bisa Google kata-kata yang ingin kita cari, jadi tulisan ini tidak amat-sangat-pentingnya. Tapi saya pikir, kalau kamu lagi blogwalking malem-malem sambil ngopi, terus beberapa hari yang lalu kebetulan ada kuliah Kritik Seni, mungkin ada beberapa kata yang kamu ingat dan bisa kamu temukan definisi sederhananya di sini, dalam bahasa Indonesia. Posting kali ini panjang, jadi please, keep scrolling. Kalau saya sempat, mungkin bisa saya tambahin beberapa gambar yang relevan.
Anime: kartun film Jepang yang figur dan plot ceritanya benar-benar didasarkan pada komik-komik Jepang. Pada tahun 1990-an, anime dan soundtrack-nya menjadi terkenal di luar Jepang.
Appropriation Art: dalam ‘Seni Apropriasi’, obyek, gambar dan teks diangkat dari konteks kulturalnya dan ditempatkan tanpa perubahan di konteks yang baru. Dengan demikian, mereka muncul dengan signifikansi baru.
Arte Povera: gerakan seni yang dimulai di Italia pada tahun 1960an. Seniman-seniman menggunakan material ‘sederhana’ dan prinsip-prinsip desain paling sederhana, mengurangi elemen karya hingga yang benar-benar esensial saja.
Assemblage: sebuah gambar tiga-dimensi yang dibuat dari berbagai material, terutama yang digunakan sehari-hari.
Aura: cahaya yang membuat seseorang atau sebuah karya ‘dihormati’. Orang atau karya yang memiliki aura bersifat ‘jauh’ namun ‘terjangkau’ sekaligus. Orang tertarik karena keunikannya.
Autonomy: sebuah kondisi ‘swadaya’ dan ‘mandiri’. Dalam seni, otonomi berarti bebas dari tujuan-tujuan non-artistik.
Body Art: bentuk seni yang mengambil tubuh sebagai subyeknya dan membuat tubuh menjadi obyek dari performance, patung, atau video.
Camp: Orang atau obyek yang penampilannya digayakan secara berlebihan disebut camp. Kekaguman pada mereka biasanya mengundang cemooh dan pada saat yang bersamaan merupakan pemujaan emosial pada kepalsuan.
Catalogue Raisonné: katalog seorang seniman yang diberi catatan yang menerangkan bagian-bagiannya yang penting.
Cibachrome: cetak berwarna (biasanya berukuran besar) dibuat dari slide.
Club Culture: pada tahun 1990-an, club culture dibentuk oleh estetika musik techno. Bagaimanapun, itu tidak hanya terbatas pada aktivitas di lantai dansa saja namun juga menemukan ekspresinya melalui gaya hidup itu sendiri, mempengaruhi fashion, desain dan typography.
Code: Sistem tanda yang menyediakan landasan bagi komunikasi dan membuat informasi memiliki arti.
Computer Animation: model tiga-dimensi yang dihasilkan lewat komputer, bisa ‘ditembus’ atau dilihat dari berbagai perspektif oleh user; atau figur maya yang bergerak dalam layar kaca.
Computer-Generated: sesuatu yang dihasilkan oleh komputer
Conceptual Art: Conceptual Art muncul pada tahun 1960-an. Keutamaannya terletak pada ide mendasar dari sebuah karya. Hal ini sering diwujudkan semata-mata lewat bahasa (misalnya teks atau catatan). Eksekusi karya dilihat sebagai hal sekunder, bahkan kadang-kadang kurang berarti. (Lihat definisi mengenai seni konseptual oleh Sol Le Witt: “In conceptual art the idea or concept is the most important aspect of the work. When an artist uses a conceptual form of art, it means that all of the planning and decisions are made beforehand and the execution is a perfunctory affair. The idea becomes a machine that makes the art.”)
Constructivism: sebuah gerakan seni rupa pada awal abad ke-20 yang kebanyakan merangkum bahasa abstrak-formal dan mencari kemungkinan untuk meletakkan seni modern ke dalam kehidupan sehari-hari.
Context Art: mengkritik bisnis seni dan institusi-institusinya. Struktur kuasa dibongkar, mekanisme distribusi dan bentuk-bentuk pameran diteliti fungsi politisnya. Berbagai macam jenis ekspresi artistik diadopsi untuk menghadirkan kritik ini, seperti performance, instalasi dan Object Art.
C-Print: cetak warna dari film negatif.
Crossover: crossover mengacu pada perlintasan batas-batas antara seni dan budaya populer dan antara budaya-budaya yang berbeda; juga termasuk penggabungan musik, desain, folklore, dsb., di dalam sebuah kerja artistik.
Cultural Studies: sebuah tren baru dalam studi kuasi-akademik Anglo-American yang fokus pada penelitian budaya populer. Cultural Studies secara khusus memperhatikan pengaruh ras, kelas dan gender dalam ekspresi budaya.
Culture Jamming: rekonstruksi dan permainan simbol-simbol budaya seperti pesan iklan dan logo-logo perusahaan.
Curator: seorang kurator menentukan tentang apa sebuah pameran dibuat dan memilih seniman-seniman yang berpartisipasi.
Dada: sebuah gerakan seni revolusioner yang mencapai puncaknya pada tahun 1920-an, dimana kolase, performance dan pembacaan puisi-puisi nonsense-nya mempertanyakan kembali semua nilai-nilai kultural yang sudah mapan.
Deconstruction: sebuah maksud penafsiran yang tidak menganggap sebuah karya sebagai sebuah entitas yang tertutup melainkan terbuka dan saling terkoneksi dalam lapis-lapis jaringan bentuk dan isinya yang rumit dan bervariasi. Elemen-elemen ini, baik fungsi maupun kontradiksinya, dihadirkan oleh sebuah metoda dekonstruksi.
Digital Art: sebuah bentuk seni yang menggunakan media digital seperti komputer dan internet.
Documentary Art: seni seperti ini berkonsentrasi dalam memberikan (kurang-lebih) fakta dari realitas sosial yang apa adanya.
Eclecticism: sebuah jalur utama dalam postmodernism yang ditandai oleh pengutipan dari banyak sumber, kebanyakan dari gaya yang telah lampau dan karya-karya seniman lain.
Entropy: sebuah konsep yang berasal dari termodinamika yang menekankan derajat kekacauan dalam sebuah sistem tertutup. Entropi total akan terjadi bila sebuah sistem mengalami kolaps dalam kekacauan. Analoginya, bila arus informasi berita datang bertubi-tubi dalam jumlah yang luar biasa, maka yang terdengar adalah suara-suara riuh-rendah yang tidak berarti.
Environment: ruang interior maupun eksterior yang secara keseluruhan dipadukan oleh seniman yang pada akhirnya menyatukan pengamat seni dalam sebuah pengalaman estetik.
Fiction: sebuah gambar atau cerita menjadi fiksi apabila ia berlandasan pada proses penciptaan bebas.
Fluxus: sebuah gerakan seni eksperimental radikal yang memegang teguh variasi bentuk, termasuk happening, puisi, musik dan plastic arts. Sifat kesementaraannya mencabut seni dari kaidah-kaidah yang diterima institusi formal seperti museum.
Folk Art: seni tradisional dan kriya yang berasal dari daerah tertentu, terutama daerah pinggiran, atau sebuah cara hidup yang relatif tetap tidak terpengaruh oleh perkembangan gaya.
Futurism: dimulai di Italia pada tahun 1910 oleh sekelompok penulis dan seniman, gerakan Futurisme melakukan sebuah pemutusan radikal terhadap masa lampau. Gerakan ini mempromosikan bentukan-bentukan seni yang mencerminkan hidup di era modern, ditandai oleh keserempakan, dinamika dan kecepatan.
Gender Surfing: sebuah permainan seks dimana terjadi pertukaran fungsi gender yang bertujuan untuk mencampuradukkan fungsi gender yang telah ada untuk memberikan efek humor.
Gentrification: menjelaskan proses displacement dari struktur sosial ruang urban yang sudah ada. Hal ini terjadi saat, misalnya, galeri-galeri berpindah tempat ke sebuah kawasan yang sebelumnya adalah daerah perjudian dan prostitusi.
Globalisation: globalisasi terjadi saat proses ekonomi atau budaya meningkat dampaknya secara internasional.
Governmentality: diciptakan oleh Michel Foucault untuk menjelaskan cara kerja kekuasaan. Konsep ini terutama sangat penting dalam political art kontemporer (lihat: Political Art).
Happening: sebuah aksi artistik di depan publik yang secara normal melibatkan apa yang terjadi saat itu, di tempat itu.
Heterogeneity: keberagaman.
High and Low Culture (Hi’ ‘N’ Lo) : sebuah kompleks dari tema yang berkaitan dengan pengaruh trivial culture (low art) atas modern art (high culture). Konsepnya berlandasan pada sebuah pameran yang dirancang oleh Kirk Varnedoe pada tahun 1990, di Museum of Modern Art, New York.
Hybrid: terdiri dari banyak bentuk, bercampur, tak mungkin memiliki klasifikasi tunggal.
Icon: gambar atau orang yang dihormati/dipuja.
Iconography: merupakan bahasa gambar atau bentuk yang secara khusus mewakili sebuah konteks kultural tertentu; misalnya: ikonografi advertising, ikonografi Barat, ikonografi arsitektur postmodern, dsb.
Iconology: sebuah penafsiran terhadap isi dari sebuah karya, berdasarkan ikonografinya.
Ideology: mengacu pada kesadaran politik yang secara khusus dianalisa oleh Political Art (lihat: Political Art).
Immaterial Work: karya yang hasil akhirnya bukan merupakan produksi benda materi, tetapi merupakan proses dari data imaterial, gambar atau suara.
Installation: karya seni yang menyatukan ruang pamer sebagai komponen artistik.
Institutional Critisism: bentuk seni yang satu ini memperhatikan struktur dunia seni dan merefleksikannya ke dalam karya seni.
Interactive Art: karya seni yang dimaksudkan bagi partisipasi langsung penggunanya. Biasanya, partisipasi ini dimungkinkan oleh teknologi komputer.
Leipzig School: sebuah gerakan neo-konservatif dalam lukisan-lukisan figuratif, sebuah paham utama di Leipzig Academy of Visual Arts.
Location: lokasi tempat sesuatu atau sebuah pameran berlangsung.
Mainstream: gaya dominan yang menggambarkan cita-rasa publik secara umum.
Manga: komik dan film kartun, jenis bacaan paling populer di Jepang, dikonsumsi dalam jumlah besar.
Memento Mori: sebuah kejadian atau obyek yang mengingatkan pada kematian.
Micropolitics: strategi politik yang didasarkan pada intervensi yang melibatkan kelompok sosial kecil, bukannya perubahan sosial secara keseluruhan.
Minimal Art: sebuah tren seni 1960-an yang membawa lukisan atau patung kembali pada bentuk-bentuk dasar geometrik dan menempatkannya dalam sebuah relasi yang kuat dengan ruang dan pengamat.
Mixed Media: penggabungan media, material dan teknik yang berbeda dalam penciptaan karya seni.
Montage: penggabungan elemen gambar atau sekuen dalam fotografi, film dan video.
Multiple: pada tahun 1960-an, konsep klasik seni goyah. Ketimbang berdiri sendiri secara tunggal, karya seni diproduksi dalam bentuk yang lebih banyak. Maksudnya adalah untuk menarik karya-karya seni dari museum atau galeri.
Narration: pengisahan cerita dalam seni, film atau sastra.
Neo-Conceptual Art: arah artistik ini terkait dengan seni konseptual jaman 1960-an, hanya saya lebih memberikan penekanan pada narrative moment.
Neo-Concrete Art: sebuah gerakan dalam tradisi Concrete Art. Sejak tahun 1950-an, Concrete Art, seperti Abstract Art, menekankan pentingnya ‘material’.
Neo-Formalism: arah artistik kontemporer yang satu ini mengkritik dan merevisi gaya Modern.
Neo-Geo: gaya lukisan tahun 1980-an yang beroperasi secara luar-biasa obyektif dengan menggunakan pola-pola geometri dan komposisi warna.
New Age: sebuah bentuk budaya esoterik yang percaya bahwa sebuah ‘jaman baru’ dalam peradaban manusia telah dimulai.
Object Art: semua karya seni yang menggunakan obyek atau material yang tidak dibuat sendiri, atau semata-mata dikomposisi dengan menggunakan obyek atau material tersebut.
Op Art: sebuah jenis Abstract Art tahun 1960-an yang bermain dengan efek-efek optik.
Performance: karya artistik yang dipentaskan di ruang publik sebagai sebuah aksi kuasi-teatrikal. Performance pertama dilakukan pada tahun 1960-an dalam konteks gerakan Fluxus, dimaksudkan untuk memperluas konsep seni.
Phenomenology: sebuah cabang filsafat yang mengamati bagaimana realitas eksternal muncul bagi manusia.
Photorealism: lukisan atau patung hiper-realistik yang menggunakan ketajaman foto untuk menangkap rinci dari realitas.
Political Art: seni jenis ini secara eksplisit berurusan dengan wilayah persoalan politik misalnya globalisasi dan neo-liberalisme.
Political Correctness: sebuah sikap sosio-politis yang secara khusus berpengaruh di Amerika Serikat. Maksud political correctness adalah untuk mengubah bahasa publik. Syarat prinsipilnya adalah: selalu mengacu pada kaum minoritas dengan sikap tidak menghakimi.
Pop Art: strategi artistik tahun 1960-an yang mentransformasi ikonografi film, musik dan dunia komersial ke dalam bentuk seni.
Pop Culture: Pop Culture menemukan ekspresinya dalam sirkulasi massal dari benda-benda fashion, musik, sport dan film. Dunia Pop Culture memasuki dunia seni pada awal 1960-an, lewat Pop Art.
Post Human: sebuah kompleks tema yang terpusat pada pengaruh dari teknologi baru dan pengaruh masyarakat media pada tubuh manusia. “Post Human” adalah judul dari pameran yang dikurasi oleh Jeffrey Deitch, pada tahun 1992.
Post-Conceptualism: pendekatan estetik, seperti Conceptual Art tahun 1960-an, berkonsentrasi lebih pada gagasan dan konsep seni daripada bentuk-bentuk visualnya.
Postmodernism: tidak seperti Modernism, Postmodernism berawal dari asumsi bahwa utopia-utopia besar adalah mustahil. Postmodernism menerima bahwa realitas tidaklah utuh, namun terfragmentasi, dan bahwa identitas personal adalah sebuah kuantitas goyah yang dipancarkan oleh faktor budaya yang beragam. Postmodernism membela cara pandang yang ‘kurang serius’ dan ‘main-main’ atas suatu identitas dan atas sebuah masyarakat liberal (baca lebih lanjut: Utopia).
Post-Production: terminologi ini diambil dari dunia film yang menjelaskan, di atas hal-hal lain, tentang kegiatan pasca produksi dari materi visual.
Post-Structuralism: berlawanan dengan strukturalisme yang memandang sistem tanda sebagai sebuah sistem yang tertutup, Post-Structuralism beranggapan bahwa sistem tanda selalu dinamis dan terbuka terhadap perubahan (baca lebih lanjut: Utopia).
Process Art: sejak tahun 1960-an, Process Art telah mengganti konsep sebuah karya sebagai sebuah entitas yang mutlak dan mandiri, dengan sifat keberubahan dari bentuk, kolaborasi dan ketidaktuntasan dalam sebuah proses kreasi.
Production Still: foto sebuah adegan dari film atau seorang aktor dalam film, diambil oleh fotografer khusus dan digunakan untuk publikasi atau proses dokumentasi.
Projected Image: mengacu pada proyeksi citra menggunakan berbagai format dalam sebuah instalasi artistik.
Readymade: readymade adalah benda sehari-hari yang diklaim sebagai benda seni oleh seniman dan dipamerkan tanpa diubah sedikit pun. Gagasan tentang readymade berasal dari seniman Perancis, Marcel Duchamp, yang memamerkan benda readymade untuk pertama kalinya di New York pada tahun 1913.
Sampling: susunan dari materi audio atau visual dengan maksud memainkannya kembali dalam karakter asli yang telah berubah.
Scatter Art: seni instalasi yang merangkum benda sehari-hari, termasuk ‘sampah’, yang disusun secara acak di sekitar ruang pamer.
Self-Referential Art: seni yang secara khusus mengacu pada kualitas formalnya sendiri sehingga secara otomatis menolak segala gagasan mengenai pencitraan.
Semantics: sebuah studi mengenai pentingnya tanda linguistik, contohnya: makna kata-kata.
Service Economy: menjabarkan transformasi dari masyarakat industri menuju ke masyarakat post-modern, di mana aspek-aspek seperti administrasi dan pelayanan menjadi lebih penting daripada proses produksi itu sendiri.
Setting: lingkungan yang telah ada, atau yang telah diatur sedemikian rupa, yang melingkupi karya seni.
Simulacrum: citraan semu yang demikian menggodanya sehingga mampu menggantikan realitas.
Situasionism: The International Situasionists adalah sekelompok seniman yang memperkenalkan konsep ‘situasi’ dalam dunia seni pada pertengahan abad ke-20. Menurut para praktisinya, Situationism berarti mengkonstruksi situasi sementara dan mengubahnya untuk menghasilkan intensitas gairah dalam taraf yang lebih tinggi, dalam kaitannya dengan seni.
Social Work: seni di sini dimengerti sebagai sebuah bentuk pelayanan yang secara sadar menerima fungsi sosial-politik.
Stereotype: sebuah standardisasi, citra non-individual yang telah telah diterima secara umum.
Structural Film: ekspresi yang lazim digunakan sejak 1960-an di Amerika Serikat untuk menjelaskan film-film eksperimental yang menguak komposisi material dan proses fisikal dalam pembuatan film.
Structuralism: strukturalisme secara sistematis mengamati makna dari tanda-tanda. Tujuan strukturalisme adalah mengeksplorasi kaidah-kaidah dari berbagai macam sistem tanda yang berbeda. Bahasa dan bahkan berbagai macam hubungan budaya ditelaah dan ditafsirkan oleh strukturalisme sebagai sistem-sistem tanda.
Surrealism: sebuah gerakan seni yang terbentuk setelah tahun 1920-an di kalangan penulis André Breton dan pengikutnya. Fokusnya adalah Automatism atau tersendatnya kontrol kesadaran dalam penciptaan karya seni.
Terror: tema yang menjadi populer setelah 9/11.
Transcendence: dalam filsafat dan agama, transenden adalah apa yang ada di luar persepsi kemanusiaan. Dalam sebuah pengalaman transenden yang luar biasa, batas-batas kesadaran telah dilampaui.
Trash: ‘sampah’ dalam bahasa Inggris-Amerika yang mengacu pada kualitas yang berada di bawah taraf yang dianggap layak menurut norma dan kualitas estetik, dengan makna ironi.
Urbanism: tata-kota dan hidup-berkota sebagai sebuah konsep.
Utopia: mengacu pada model sosial yang disebut-sebut sebagai ‘dunia yang lebih baik’ yang sejauh ini tidak pernah terwujud. Konsep ini menjadi penting dalam political art (baca lebih lanjut: Political Art).
Video Still: gambar yang diambil dari videotape yang sedang diputar atau pemindaian dari videotape.
Viennese Actionism: bentuk seni yang didasarkan pada ritus-ritus yang haus darah dan penuh rasa sakit. Actionists sering melakukan praktek sadomasokisme dan pesta seks sebagai bagian dari serangan sistematis mereka terhadap kemunafikan moral dan religi yang nampak nyata dalam kehidupan masyarakat Austria pada awal tahun 1960-an.
Virtual Reality: dunia semu yang diciptakan oleh komputer (baca lebih lanjut: computer-generated, computer animation).
White Cube: ruang pamer yang putih dan netral yang pada era modern telah melampaui bentuk-bentuk presentasi karya gaya lama, misalnya menggantung lukisan berdekatan dengan yang lainnya di atas wallpaper berwarna. White cube dimaksudkan untuk membuat proses menikmati karya menjadi tak terganggu dan lebih terkonsentrasi.
Work-in-Progress karya yang tidak dimaksudkan untuk selesai oleh senimannya namun lebih terfokus pada proses kreatifnya.
Young British Artist (YBA): sekelompok seniman Inggris muda yang sejak awal tahun 1990-an telah menciptakan kegemparan dengan objek dan video art yang diinspirasi oleh budaya pop.
Selesai! =D